Mohon tunggu sebentar ...

Waspada Diabetes, Eat Well Live Well

Diabetes mellitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun karena pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (insulin adalah hormone yang mengatur keseimbangan kadar gula darah). Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia).

Terdapat dua kategori utama diabetes mellitus yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, disebut juga insulin-dependent, ditandai dengan kurangnya produksi insulin. Diabetes tipe 2, atau disebut non-insulin-dependent, disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. Diabetes tipe 2 merupakan 90% dari keseluruhan diabetes. Sedangkan diabetes gestasional adalah hiperglikemia yang didapatkan saat kehamilan.

Pada orang tanpa diabetes (kondisi tubuh sehat), glukosa (gula) memasuki sel dan kadar glukosa darah tetap dalam kisaran stabil sekitar 70-99 mg / dl puasa (atau ketika mereka tidak makan apa-apa.) Insulin (dilepaskan dari pankreas) adalah kunci yang membuka pintu ke sel dan memungkinkan sel menggunakan glukosa (gula) untuk energi dan aktivitas. Namun pada penderita diabetes, insulin tidak cukup atau tidak dapat membuka sel untuk memungkinkan glukosa masuk, sehingga terjadi kelebihan glukosa dalam darah.

Faktor risiko diabetes mellitus bisa dikelompokan menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras dan etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4000 gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram). Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya dengan perilaku hidup yang kurang sehat, yaitu berat badan berlebih, obesitas abdominal/sentral, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat/tidak seimbang, riwayat Tolerasi Glukosa Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa terganggu (GDP terganggu), dan merokok.

Dinyatakan menderita Diabetes Melitus jika:

  • Nilai Gula Darah Sewaktu (GDS) >200 mg/dL ditmbah 4 gejala khas DM positif (banyak makan, sering kencing, sering haus, dan beat badan turun)
  • Nilai Gula Darah Puasa (GDP) >126 mg/dL ditambah 4 gejala khas DM positif
  • Nilai GDPP >200 mg/dL meskipun nilai GDP <126 mg/dL dan/atau keempat gejala khas DM tidak semuanya positif

Berikut 10 gejala diabetes mellitus yang perlu diwaspadai:

  1. Sering buang air kecil terutama pada malam hari
  2. Cepat merasa lapar dan haus
  3. Berat badan menurun namun sebaliknya nafsu makan bertambah
  4. Cepat merasa lelah dan mengantuk
  5. Mudah timbul bisul atau abses dengan kesembuhan yang lama
  6. Gatal-gatal terutama pada kelamin bagian luar
  7. Kesemutan
  8. Gairah sex menurun
  9. Penglihatan kabur, ditandai dengan seringnya berganti ukuran kacamata
  10. Ibu yang melahirkan bayi lebih dari 4 kg

Komplikasi Diabetes Melitus

Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Beberapa konsekuensi dari diabetes yang sering terjadi adalah:

  • Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke
  • Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki.
  • Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di retina
  • Diabetes merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal
  • Risiko kematian penderita diabetes secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita diabetes

Diabetes Melitus disebabkan oleh banyak factor. Selain menerapkan pola makan sehat juga dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit perhari.

Sumber:

Riskesdas 2007, 2013, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

WHO (2019). Classification of Diabetes Mellitus.

INFODATIN (2020). Tetap Produktif, Cegah, dan Atasi Diabetes Mellitus.